MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendalaman Ilmu Tenung Pencapaian Tertinggi (Bagian 15)
Tenung Alun-alun Kota

Pendalaman Ilmu Tenung Pencapaian Tertinggi (Bagian 15)

Hari sudah mulai sore, Tuan Miskam kembali mengevaluasi kesalahan-kesalahan para kadernya. Mulai dari keraguan merapalkan mantera yang akan mereka lafalkan hingga memunculkan tuyul-tuyul yang aneh, sikap ceroboh dalam membacakan mantera, serta ketidaktenangan dalam mengatasi sutuasi itu yang membuat mereka susah mengendalikan kekuatan tenung hingga akhirnya mencelakakan mereka sendiri.

@@@

Bagian 5

“AJIAN KLUNGSU KARANG SUWUNG”

Pukul delapan malam Neni sudah berada di kamarnya, ia berbaring di atas ranjang seraya menatap langit-langit kamar. Sesekali ia memejamkan matanya. Kamarnya terasa hening, jendela kamar masih terbuka, angina kumbang berembus pelahan menyelimuti keindahan Alun-alun Kota. Diliriknya rasi bintang yang bersinar begitu indah itu dari balik kaca jendelanya. Dia tersenyum. Dirasakannya hembusan angin malam dari balik jendela. Ditatapnya kembali langit-langit kamar itu. Ada rasa keraguan yang terpancar diwajah Neni.

“Gusti Allah, apakah aku sanggup menghadapi semua ini?” ujarnya pelan.

Lalu Neni berdiri di samping tempat tidurnya. Mengambil tongkat tenungnya, dan kembali mencoba merapalkan mantera “Ajian Klungsu Karang Suwung”. Sesekali ia mencoba memahami maksud dari Tuan Miskam selaku sang guru. Sulit dipahami. Kata per kata Neni berusaha memahami pengertian yang terkandung dalam mantera-mantera yang diajarkan Tuan Miskam. Tapi setelah beberapa kali ia mencoba dan gagal, kali ini ia mampu mengeluarkan Tuyul sang pelindung itu.

“Akhirnya kau keluar juga!” Dengus Neni merasa menang.

“Ada apa kau memanggilku?” Ujar Tuyul itu.

Neni terkejut bukan kepalang menghadapi kenyataan bahwa Tuyul yang ia ciptakan lewat mantera yang dibacakannya itu dapat berbicara. Diperhatikannya dalam-dalam sang Tuyul jelmaannya dengan penuh seksama serta rasa kaguman yang luar biasa. Sorot matanya bersinar. Tuyul itu kembali membalas tatapan sang pemanggilnya. Ditirukannya tingkah Neni oleh sang Tuyul lucu itu.

”Sungguh menakjubkan!” Desah Neni menatap Tuyul itu.

Neni ingin Tuyul tersebut dapat menjadi mahluk piaraannya. Diperintahkannya Tuyul tersebut untuk melakukan sesuatu yang Neni inginkan untuk menguji kesetiaan kepada Tuyul itu. Seperti lazimnya yang berlaku dalam hokum ilmu tenung, makhluk apapun yang berhasil dijelmakan oleh mantera-mantera yang dirapalkan, ia akan menurut pada sang tuan yang telah berhasil menjelmakan wujudnya. Tiba-tiba Latifah mama Neni masuk ke kamarnya dan hampir terkejut melihat seekor binatang yang aneh sedang berbicara dengan putrinya. Tapi Neni langsung refleks menyembunyikan sang Tuyul itu dibalik selimutnya.

“Makhluk apa itu, Neni?” Tanya Latifah terkejut.

“Ah, bukan apa-apa, Mah!” jawab Neni berusaha menyembunyikan Tuyulnya.

“Itu di balik selimutmu!” Tunjuk Latifah ibunya.

“Tidak ada, Mah, tidak ada!” Ujar Neni meyakinkan.

Neni kembali merapalkan manteranya untuk menyuruh Tuyul itu pergi meninggalkannya. Latifah semakin penasaran dengan apa yang disembunyikan oleh putrinya. Dia mendekati Neni, menuju tempat dimana Neni berbaring. Neni semakin tegang ia tak menduga sebelumnya kalau Tuyul itu akan sulit disuruhnya untuk pergi dari tempat persembunyian yang Neni ciptakan. Derap langkah Latifah semakin dekat, matanya mulai meneliti. Raut wajah Neni semakin panik. Tuyul itu masih tetap tak mau meninggalkannya. Neni mulai gemetar tak ada kata-kata untuk mengalihkan rasa penasaran mamanya. Langkah demi langkan Latifah semakin mendekat. Dan pada saat Latifah sang mama menyingkap paksa selimut putrinya — Neni tak tahu ekspresi apa yang akan terpancar diraut wajah sang mama jika ia tahu — dan ternyata Tuyul itu sudah tidak ada — Neni pun merasa lega — kemudian Latifah menyuruhnya untuk makan malam. Neni berlalu meninggalkan ibunya di kamar. Latifah masih meneliti kamar putrinya sebelum ia meninggalkan ruangan itu.

@@@

Bagian 6

“PENDALAMAN ILMU TENUNG”

Setelah pulang sekolah, biasa, Kentel, Munah dan juga Neni kembali dijemput oleh kedua bodygurad Tuan Miskam di depan gerbang Sasi. Neni beserta kedua temannya itu dibawa ketempat dimana mereka selalu dibawa ke tempat itu usai jam sekolah. Di dalam ruangan itu, ruangan yang penuh dengan tekanan ilmu tenung itu Neni, Kentel, dan Munah diminta melakukan pendalaman bagaimana merapalkan mantera-mantera tenung. Tuan Miskam mengetahui bahwa semalam Neni telah berhasil mewujudkan sesosok Tuyul pelindung. Dan Tuan Miskam pun kini semakin yakin bahwa misinya akan meraup keberhasilan yang sempurna.

Semakin hari Neni, Munah, dan Kentel semakin mendalami ilmu tenung yang diajarkan oleh Tuan Miskam kepada mereka. Rapalan-rapalan beberapa tenung kini mulai mereka kuasai. Dari mulai memunculkan tuyul-tuyul kelas ecek-ecek hingga Tuyul yang sangat berkelas akhirnya dapat mereka jelmakan. Berbulan-bulan mereka berlatih tenung untuk menjalankan misi yang dikekendaki Tuan Miskam, karena mereka sendiri tahu bahwa musuh yang saat ini mereka hadapi bukan musuh biasa seperti para koruptor-koruptor. Melainkan para penenung-penenung dan penyihir kelas kakap yang akan mereka hadapi. Bukan hanya ilmu sihir yang mereka pelajari dari Tuan Miskam sang guru melainkan juga hal-hal yang berkaitan dengan tatakelola pemerintahan Alun-alun Kota beserta atribut partai-partai politik yang mengusungnya.

Tinggal beberapa hari lagi mereka akan bertugas mengidentifikasi para pejabat penting pemerintah Alun-alun Kota yang telah bergabung dengan sindikat para dukun astral. Saat ini, Neni, Munah, Kentel, dan Sutari sedang mempelajari hal-hal apa saja yang harus mereka teliti dan siapa yang harus menjadi target mereka untuk pertama kalinya.

“Dunia tenung tidak sama dengan dunia kalian saat ini!” Jelas Tuan Miskam dari balik baju kebesarannya.14/7/2020 (Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post