MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Curhat Mendalam Kepada sang Kakak (Bagian 5)
Alun-alun Kota

Curhat Mendalam Kepada sang Kakak (Bagian 5)

Di sebuah kamar besar, Munah, dia sedang duduk di samping jendela kamar sambil terus perhatianya pada display laptop yang berada di pangkuannya. Entah apa yang sedang ia lakukan. Dia hanya mengetik-ngetik, kemudian menggelengkan kepala, mengetik kembali. Elsa menghampiri Munah dan mengajaknya untuk jalan-jalan keluar, sekedar mejeng dan menikmati suasana taman sekitar Alun-alun Kota. Memang agak jauh dari rumah bibinya. Awalnya Munah menolak untuk diajak keluar, tetapi karena adiknya terus memaksa akhirnya Munah pun menuruti permintaan sang adik.

Setelah berjalan-jalan cukup lama mengitari halaman taman Alun-alun Kota, Munah bertemu dengan Kentel. Mereka pun sejenak terlibat perbincangan bersama. Entah mengapa tatapan Kentel seperti ketakutan, tidak seperti waktu mereka pertama kali berjumpa di sekolah. Munah memang menanyakan perihal kekalutan itu pada Kentel, tetapi dia tidak menjawab. Berulang-ulang Munah menanyakan, Kentel tidak memberikan jawaban seperti yang Munah minta. Kemudian Kentel tergesa-gesa pergi, dan entah dia sadar atau tidak buku yang sejak mula dipegangnya terjatuh, dan diambilnya buku itu oleh Munah. Kent tampak benar terburu-buru. Dia terlihat cemas, raut wajahnya memucat.

“Kentel! Kentel! Bukumu terjatuh!” teriak Munah memanggil.

Akan tetapi Kentel tidak mendengarnya, dia terus berlari dalam kerumunan orang-orang yang hilir-mudik di taman Alun-alun Kota.

“Ada apa dengan, Kentel? Dia buru-buru sekali!” Tanya Munah dalam hati.

Selang takberapa lama setelah Kentel meninggalkannya, Munah lalu pulang bersama adiknya, tentu saja dengan membawa buku Kentel. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dikepala Munah mengenai Kentel. Dia merasa dari sikap yang ditunjukkan Kentel terhadapnya begitu mencurigakan. Pasti ada sesuatu yang Kentel sembunyikan dari dirinya. Tapi perihal apa? Munah tidak tahu.

@@@

Langit tampak sudah mulai gelap, hamparan pemandangan merah sagapun perlahan-lahan turut tenggelam dan menghilang, untuk kemudian akan segera digantikan dengan suasana taburan bintang-bintang kecil dan bulan yang akan memenuhi langit Alun-alun Kota penuh dengan keindahan. Neni bersama kak Jiun tampak tengah asyik bermain game di kamar kak Jiun. Sesekali Neni mencurahkan isi hatinya terhadap kakaknya itu. Kak Jiun memang sudah mengetahui tentang kemelut yang dialami Neni bersama Emput. Hingga membuat hati Neni sangat terluka. Kak Jiun pun hanya bisa memberikan dukungan semangat terhadap Neni, sembari memberikan keyakinan kepada Neni bahwa semua itu pasti akan berlalu. Neni memang sangat dekat dengan kakaknya. Walaupun kakaknya seorang laki-laki. Tapi itu tidak menghalangi kedekatan mereka berdua.

“Kak, apakah Neni salah jatuh cinta?” pertanyaan itu meluncur dari mulutnya yang imut.

“Cinta itu seperti udara, bisa dirasakan oleh semua orang. Jadi kamu tidak salah kalau kamu juga merasakannya!” Jawab Jiun.

“Tapi Kak, kenapa cinta itu rasanya sakit sekali?” Lanjut N eni.

“Kamu masih sangat mencintai Emput ya?” tanya kak Jiun sambil menatap wajah adiknya dalam-dalam.

“Ya, kak! Aku sangat mencintaiya!” Jujur Neni sembari membendung air matanya.

“Tapi mengapa kamu meninggalkannya?” Dedas kak Jiun.

“Sahabatku mencintainya, Kak!” jawab Lisa seakan tak tahan mengucapkan kalimat itu. Karena kalimat itu membuatnya sangat sakit.

“Maksudmu, Ella? Seharusnya dia sadar kalau Emput tidak mencintainya?” Kak Jiun menghela nafas panjang.

“Sudahlah, Nok. Jangan meratap terlalu dalam. Buruk akibatnya. Kadangkala hidup memang tak seperti yang kita inginkan!” lanjut Kak Jiun menenteramkan hati Neni.

Neni hanya bisa menangis dan terdiam, tak ada lagi kata-kata yang bisa dia ungkapkan selain hanya meneteskan air matanya.

“Sudah, sudah … air matamu itu sangat mahal, nok! Jangan menangis lagi!” seraya mengusap air mata yang jatuh di pipi Neni.

Tiba-tiba Latifah memanggil mereka untuk makan malam. Memang saat mereka terlibat dalam kebersamaan sudah waktunya makan malam. Neni dan kak Jiun pun beranjak dari tempat mereka bercengkerama untuk kemudian menuju ruang makan. Sebelum menuju ruang makan Neni pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk mencuci muka, agar tidak terlihat sembab dimata seluruh anggota keluarganya.

Dalam balutan suasana makan malam bersama sesekali mamah Neniu menanyakan soal sekolah baru Neni. Untuk sejenak Neni dapat melupakan kesedihan hatinya mengingat kejadian-kejadian di sekolah barunya itu. Kak Jiun tahu, itu Neni lakukan supaya tidak terlihat sedih di hadapan kedua orang tuanya. Karena Neni tidak mau membuat kedua orang tuanya ikut bersedih. Cukup dirinya saja yang menelan kesedihan itu.

Makan malam pun selesai. Neni beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Dia langsung bermain di kamar itu bersama boneka Teddy, ikon beruang kesayangannya. Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamar Neni.

“Siapa?” tanya Neni.

“Ini kakak, nok!” sahut kak Jiun.

“Oh masuk saja, Kak, tidak dikunci!”

Kak Jiun pun masuk. Dia menghampiri Neni yang tengah asyik bermain dengan Teddy Bear, Jiun menelisik tata ruang kamar Neni yang memang ternyata gambar Emput terpajang khas di meja belajarnya.

“Ada apa, Kak?” Tanya Neni.

Ah, tidak ... kakak cuma mau mengingatkan lagi, supaya adik manis kakak tidak larut dalam kesedihan, ok?” Seloroh Jiun.

“Iya, Kak! Aku pasti tidak akan sedih lagi! Aku akan berusah untuk selalu tetap tegar!” ujar Neni meyakinkan kakaknya.

Setelah mendengar ucapan itu kak Jiun kemudian meninggalkan Neni dikamarnaya. Neni pun kemudian beranjak tidur.

@@@

4/7/2020 (Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ya

04 Jul
Balas

Demi sahabat rela meninggalkan cinta, mampukah bertahan sayang bersambung, hehehe jadinya penasaran

04 Jul
Balas



search

New Post