MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
MARI MENGGIAT CINTA BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH
GiatCintaBahasaIndonesia

MARI MENGGIAT CINTA BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

Kata Kunci: Satu, derap, seribu, giat: Guru, penggerak, menjawab

Teknik Sederhana Membangun Motivasi

“Bahasa Indonesia, Bisa! --- Bisa! Bahasa Indonesia”. Begitulah kalimat yang biasa digunakan untuk membangun semangat pemelajaran Bahasa Indonesia setiap hendak memulai dan mengakhiri kegiatan belajar di SMA Negeri 1 Sindang Indramayu (Sasi). Sebagai guru Bahasa Indonesia saya menyadari benar harus memiliki peran sebagai pendidik, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (inovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan (motivator), pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, pengawet, kulminator dan evaluator. Di samping itu sebagai guru Bahasa Indonesia harus terus berperan dalam perkembangan pendidikan yang meliputi beberapa tahap kegiatan, Menanamkan nilai (value) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Berperan sebagai inspirator merdeka belajar Bahasa Indonesia. Pemberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan perilaku peserta didik. Ambil bagian menjadi “orang yang dituakan” bagi lingkungannya yang perlu diikuti dan ditaati. Pelaksanaan peran guru dalam perkembangan pendidikan dan pembelajaran yang memberikan perubahan pada peserta didik pada aspek pengetahuan (kognisi), sikap (afeksi), dan keterampilan (psikomotor). Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi perkembangan pendidikan secara keseluruhan. Itu disebabkan karena pendidikan merupakan tolok ukur pembelajaran dalam lingkup sekolah.

Mengenali Falsafah Utama Pendidikan

Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil pengajaran dan pemelajaran berbagai bidang studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak. Hal tersebut setidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama, pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan fakta yang ada saat ini (need assessment). Kedua, metodologi, strategi, dan teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga, prasarana dan sarana yang kurang mendukung proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan kita. Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, falsafah dan metodologi pembelajaran senantiasa harus dimutakhirkan, diperbaharui, dan dikembangkan oleh berbagai kalangan khususnya kalangan pendidikan, pengajaran, dan pemelajaran yang benar-benar dapat menciptakan suasana merdeka belajar.

Peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas- tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Guru sebagai penanggung jawab konsistensi anak harus mengontrol setiap aktivitas peserta didik agar tingkah laku anak tidak menyimpang dari norma-norma kebahasaan yang senantiasa dijaganya. Dengan demikian, dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berkut: 1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai., 2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniyah, tetapi mereka juga harus terlihat secara sikap, 3) Guru harus memaknai kegiatan belajar, 4) Guru harus melaksanakan penilaian.

Citra Produktif Kunci Keberhasilan Sejati

Guru sebagai salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pemelajaran Bahasa Indonesia. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi (transfer of knowledge) saja, tetapi lebih dari itu guru dapat disebut juga sebagai fasilitator informasi. Guru merupakan elemen yang sangat strategis dalam sebuah sistem pendidikan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan. Kepribadian guru dalam memberikan perhatian yang hangat dan suportif diyakini bisa memberi motivasi belajar siswa. Empati seorang guru dapat membantu perkembangan belajar siswa secara signifikan. Maka dari itu, guru perlu membangun citra yang positif dihadapan para siswanya. Apabila seorang guru menginginkan terjadinya interaksi-komunikatif dengan siswanya, hendaknya guru berusaha seoptimal mungkin membangun citra produktif kebahasaan dihadapan siswanya. Niscaya dengan keteladanan langsung siswa akan memiliki rasa cinta mendalam terhadap Bahasa Indonesia. Mari kita upayakan dan wujudkan bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post